Burung walet adalah burung penghasil sarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu cara untuk memperoleh sarang burung walet adalah dengan melakukan ternak burung walet. Proses ternak ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan memanfaatkan rumah atau gedung yang biasa disebut sebagai “rumah sarang”.
Salah satu tahap penting dalam proses ternak burung walet adalah penetasan telur. Proses penetasan telur burung walet biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin penetas yang disebut dengan “incubator”. Namun, beberapa peternak juga masih melakukan penetasan telur secara tradisional dengan cara menetaskannya di dalam kotak sarang yang telah disediakan.
Dalam proses penetasan telur burung walet, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti suhu dan kelembaban yang tepat, perlakuan yang baik terhadap telur, serta pengawasan yang baik saat mulai menetas. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan proses penetasan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan telur-telur yang sehat dan siap untuk dipelihara hingga dewasa.
Waktu dan Masa Bertelur Burung Walet
Burung walet biasanya memasuki masa bertelur pada musim semi hingga awal musim panas, tergantung pada daerah tempat mereka tinggal. Di daerah tropis seperti Indonesia, biasanya masa bertelur burung walet dimulai pada bulan Maret hingga Agustus. Namun, beberapa faktor seperti kondisi cuaca dan suhu udara juga dapat mempengaruhi waktu masa bertelur burung walet.
Untuk burung walet yang sudah dewasa (bisa terbang dan mencari makan sendiri) biasanya membutuhkan waktu sekitar 4-6 minggu untuk mulai bertelur. Kondisi ini bisa terjadi jika mereka sudah memiliki sarang yang dibuat oleh induknya dengan bentuk yang sempurna. Bentuk tersebut secara umum disebut sarang mangkok dan sudut, tempat para pasangan burung walet bersarang.
Proses pembuatan sarang oleh sang induk burung walet biasanya memakan waktu kurang lebih 4-6 minggu kedalam bentuk yang sempurna. Namun hal ini juga tergantung dari cuaca pada wilayah masing-masing gedung atau rumah walet.
Pada cuaca penghujan biasanya burung walet lebih mudah dalam mencari makan, maka mereka dapat pulang ke dalam gedung lebih awal. Kondisi ini dapat membuat mereka tidak terlalu jauh saat mencari makan dan dapat menyimpan tenaga untuk pembuatan sarang yang lebih berkualitas.
Jika pada cuaca musim panas biasanya burung walet akan lebih larut malam untuk kembali ke dalam gedung. Ini dikarenakan susahnya mereka mencari makan disekitar wilayah gedung tersebut, oleh karena itu para induk pergi lebih jauh.
Cara Ternak dan Proses Penetasan
Untuk tahap ini haruslah kondisi gedung sudah disarangi oleh burung walet. Perlu dipahami, untuk ternak burung walet artinya dalam waktu dan proses tersebut, sarang walet tidak bisa dipetik atau dipanen. Selanjutnya untuk cara ternaknya bisa dilakukan dimulai dari beberapa langkah di bawah ini:
1. Tanda Burung Walet akan mulai bertelur.
Ciri-ciri pertama burung walet akan bertelur adalah ketika banyaknya bulu yang melekat pada sarangnya. Tempelan bulu burung dan banyaknya kotoran di lantai tepat sejajar dari bawah sarang tersebut. Kondisi ini dapat disimpulkan kalau sang calon induk mulai lebih banyak berdiam di sarang.
2. Cara pengembilan telur dari sarang
Banyak sekali rumor yang beredar bahwa telur burung walet tidak boleh disentuh oleh tangan manusia, karena ditakutkan induk tidak akan erami telur. Pada faktanya itu hanyalah mitos, burung walet induk akan tetap erami telurnya meskipun telah disentuh manusia.
Untuk mengambil telur burung walet, lakukan pada pagi hari sekitar jam 9-10 pagi. Pada posisi waktu ini sang induk sedang berada diluar sarang atau luar gedung. Kondisi ini memudahkan dalam proses pengambilan telur tanpa adanya sang induk burung yang sedang mengerami. Biasanya di dalam 1 buah sarang terdapat minimal 2 telur hingga 4 telur, 1 sarang berarti sama dengan 1 pasangan burung walet yang menempatinya.
3. Pemindahan telur setelah pengambilan
Setelah telur yang di ambil terkumpul semua, langkah berikutnya adalah memindahkannya kedalam mesin penetas yang sudah disiapkan. Untuk yang belum punya mesin penetas bisa untuk mencoba membuat dari bahan kardus atau papan yang dibuat sepertik sangkar burung berbentu kotak atau square. Mesin penetas juga bisa dibeli di berbagai toko perlengkapan peternakan, atau pembelian online via marketplace. Kelebihan dari mesin yang sudah jadi adalah tidak perlu secara manual untuk mengukur suhu ruang penetasannya, karena sudah otomatis dan bisa disetting sesuai kebutuhan. Namun jika ingin mencoba membuat sendiri, coba ikuti beberapa instruksi di bawah ini:
Membuat ruang penetasan secara manual

- Pertama sediakan bahan berupa kardus atau kotak bekas ataupun dari papan.
- Buat bahan tersebut menjadi sebuah kotakan atau square dengan ukuran standar lebar 60cm, tinggi 60cm, panjang 60cm atau bisa di custom sesuai keinginan saja.
- Pasang lampu bohlam kuning di dalam kotak yang sudah dibuat, fungsinya untuk dapat memberikan suhu hangat pada kotak penetasan tersebut. Suhu ideal untuk penetasan berada di 32-35 derajat celcius, jadi usahakan mengatur pemasangan lampu agar mendapatkan suhu yang sesuai.
- Lakukan pengecekkan suhu ruangan kotak yang sudah terpasang lampu tersebut menggunakan alat pengukur suhu ruangan. Jika suhu ruangan masih belum sesuai, maka lakukanlah penambahan lampu atau pengurangan jumlah lampu pada ruangan tersebut.
- Perhatikan tingkat kelembapan pada kotak yang akan jadi mesin penetas telur walet. Ukuran tingkat kelembapan yang ideal untuk telur walet berada di 70-80%.
- Sediakan wadah atau tempat menaruh seluruh telur walet, kemudian lettakan pada ruangan yang sudah dibuat tersebut dengan suhu yang sudah tepat.
- Selanjutnya sediakan sarang imitasi atau buatan yang dapat dibeli di toko walet ataupun marketplace. Untuk harganya cukup terjangkau, fungsi dari sarang imitasi yaitu untuk persiapan menampung telur yang telah menetas.
- Sediakan beberapa kapas atau kain untuk diletakkan di atas sarang imitasi, menjaga suhu anak walet yang telah menetas agar tetap hangat pada bagian bawahnya.
4. Pengangkatan Telur Walet yang telah menetas
Telur walet biasanya menetas pada hari ke 19 hingga 21 secara umumnya, tergatung dari kualitas telur tersebut. Untuk proses pengangkatan anak walet simak langkah di bawah ini:
- Pada tahap ini perhatikan ketika anak walet ingin keluar dari kerongkong telur, biarkan dia mencoba keluar dengan mandiri. Pada kondisi terentu, jika dalam kurun waktu 1 jam sang anak belum bisa keluar dari kerongkong telur, coba berikan bantuan untuk meisahkan kerongkong dari tubuh anak walet.
- Setelah terpisah dari kerongkong telur, letakkan anak walet pada sarang imitasi yang sudah di berikan alas berupa kapas atau kain di dalamnya.
- Biarkan anak walet selama 24 jam, kemudian berikan makan berupa kroto atau telur semut yang akan menjadi asupannya.
- Berikan makan anak walet perbutir kroto kedalam mulutnya sebanyak 4-5 butir kroto. Lakukan pemberian ini sebanyak 3-4 kali sehari, waktunya bisa dibagi menjadi pagi, siang, sore dan malam.
5. Proses Pemeliharaan Anak Walet hingga bisa terbang
Pada tahap ini, dari anak walet yang telah menetas terhitung umur 1 hari hingga 50-60 hari berikutnya hingga dapat benar-benar bisa terbang sempurna. Pada umur 1 hari anak walet yang masih berada di sarang imitasi, maka perlu perawatan seperti pemberian makan, pengecekkan suhu ruang penetasan dan menjaga kelembapannya.
Ketika umur anak walet berumur 14 hingga 20 hari, dimana bulu akan mulai tumbuh ditubuhnya hingga sempurna. Namun pada kondisi ini sang anak masih belum bisa terbang, maka proses pemeliharaan tetap dilakukan seperti biasanya.
Pada umur 30-40 hari dimana anak walet sudah mulai mencoba terbang, namun masih belum sempurna. Di kondisi ini ada 2 opsi yaitu: pelepasan anak walet di umur 30-40 hari atau pada 50-60 hari ketika bisa terbang sempurna. Kedua hal ini dapat dilakukan dengan melepaskan anak ke dalam gedung walet yang dimiliki. Jika anak walet masih terbang sempurna maka taruhlah pada sarang induk yang ada di dalam gedung tersebut. Namun jika bisa terbang dengan sempurna maka cukup menaruh di dalam gedung saja. Perlu diperhatikan untuk menaruh anak walet pada sarang induk haruslah 2 ekor anak atau berpasangan.
6. Anak Burung Walet yang dewasa
Untuk anak burung hasil dari penetasan biasanya tidak semua akan tetap tinggal didalam gedung dimana dia dilepaskan. Namun untuk menambah persentase agar anak burung walet menetap dan bersarang, perlu ada cara pemeliharaan gedung atau rumahan yang baik dan tepat.
Baca juga: Cara Memelihara Burung Walet Gedung atau Rumah
Anak burung walet akan menginjak dewasa kemudian berpasangan dan berkembang biak ataupun bertelur pada usia 2-3 tahun. Jika siklus nya sudah dimengerti, maka akan mempermudah dalam proses pemeliharaan serta penjadwalan dan penetasan hingga pelepasannya.
Perlu diingat bahwa kelayakan gedung atau rumahan walet menjadi salah satu faktor penentu betahnya burung walet bersarang. Agar merasa betah tinggal di gedung maka perlu menghindari hal seperti:
- Adanya hewan atau hama didalam gedung atau rumah walet
- Ada banyak suara kebisingan di sekitar gedung
- Sering ada pembakaran yang menimbulkan banyak asap disekitar gedung
- Suhu udara dalam gedung yang terlalu panas dan kering
FAQ Ternak Burung Walet dan Proses Penetasan Telurnya
1. Apa yang harus dipersiapkan sebelum proses penetasan telur burung walet?
Sebelum proses penetasan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, di antaranya adalah:
- Memilih telur yang berkualitas baik dan sehat.
- Membuat sarang buatan yang bersih dan nyaman bagi burung walet untuk bertelur.
- Menjaga kondisi suhu dan kelembapan di dalam ruangan penetasan.
2. Bagaimana cara mengatur suhu dan kelembapan untuk proses penetasan telur burung walet?
Suhu dan kelembapan yang tepat sangat penting dalam proses penetasan telur burung walet. Suhu yang ideal untuk penetasan adalah sekitar 32-35 derajat Celsius dengan kelembapan 70-80 persen. Untuk mengatur suhu dan kelembapan, dapat menggunakan alat pengontrol suhu dan kelembapan yang disesuaikan dengan ukuran ruangan.
3. Apa yang harus dilakukan jika telur burung walet gagal menetas?
Jika telur burung walet gagal menetas, hal yang dapat dilakukan adalah dengan memeriksa kondisi lingkungan penetasan seperti suhu dan kelembapan, serta memeriksa kondisi telur apakah ada yang rusak atau tidak berkembang. Selain itu, bisa juga melakukan pemeriksaan pada telur dengan membelahnya dan memeriksa isi telur.
4. Bagaimana cara merawat anak burung walet yang baru menetas?
Anak burung walet yang baru menetas perlu dirawat dengan baik agar tumbuh sehat dan kuat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat antara lain memberikan pakan yang tepat, menjaga kebersihan lingkungan, serta memberikan perhatian dan perawatan yang cukup.
5. Apa saja masalah yang sering dihadapi dalam proses penetasan telur burung walet?
Beberapa masalah yang sering dihadapi dalam proses penetasan telur burung walet antara lain telur yang tidak menetas, telur yang gagal berkembang, serta masalah suhu dan kelembapan yang tidak stabil. Oleh karena itu, perlu memperhatikan faktor-faktor penting dalam proses penetasan telur dan melakukan pemeriksaan secara rutin untuk menghindari masalah tersebut.
6. Bagaimana jika kesulitan dalam membuat ruang penetasan?
Untuk bagi yang kesulitan membuat ruang penetasan bisa membeli alat atau mesin otomatis penetas telur. Dalam hal ini bisa menggunakan mesin penetas telur ayam, bebek, atau burung puyuh. Ini tidak mempengaruhi proses penetasan asalkan suhu ruangan dan kelembapan ruangannya sudah disesuaikan. Mesin ini biasanya disebut “incobator” yang bisa dibeli di toko peralatan walet ataupun toko perlengkapan peternakan dan toko online seperti marketplace.
Kesimpulan
Ternak burung walet menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan di Indonesia. Dalam memulai ternak, proses penetasan telur merupakan tahapan yang perlu perhatian khusus. Dengan mengikuti tahapan dan langkah yang benar, telur dapat menetas dengan baik dan menghasilkan anak burung walet yang sehat. Proses ini melibatkan beberapa langkah penting seperti mempersiapkan telur, mengatur suhu dan kelembapan, serta melakukan pemeriksaan telur secara rutin.
Selain itu, bagi peternak juga selalu memperhatikan lingkungan dan pemberian pakan yang tepat agar anak burung yang baru menetas dapat tumbuh sehat dan kuat. Dengan demikian, proses penetasan dapat diasumsikan adalah tahapan penting yang harus diperhatikan dalam usaha ternak burung walet.
Jangan lupa usahakan untuk menyediakan makan anak burung walet berupa kroto agar mendapat nutrisi yang baik. Dengan mengkuti langkah dan tahapan diatas berdasarkan pengalaman saya, semoga dapat membantu dan bermanfaat bagi yang memulai ingin menjadi petani walet. Sekian terima kasih!